Memang, tidak terasa kita hidup di desa dengan berbagai kekurangan jika dibanding dengan kota yang aksesnya cepat, dan luas. Namun, ternyata dibalik sisi lemah itu ada potensi besar yang bisa digerakkan, yakni sawah. Kalau diperkotaan sawah tidak ada dan mulai hilang, di desa sawah masih luas. Inilah yang kemudian menjadi kekuatan.
Berangkat dari kelompok wanita tani Pucung Maju, mereka mengusulkan adanya sekolah pertanian kepada pemerintah untuk mengembalikan pengetahuan nenek moyang dan leluhur yang sudah hilang, yakni pertanian organik. Akhirnya, di bulan ini disetujui dengan dikirimnya hampir satu ton pupuk organik dari kompos granul, NPK granul dan pupuk cairnya. Pupuk ini sementara diletakan di rumah ibu ketua Darojah, karena juga rumahnya yang cukup besar bisa menampung pupuk.
Rencananya, pupuk ini akan digunakan untuk melakukan sekolah pertanian organik di lahan yang akan disiapkan oleh anggota dengan luas 1 ha. Setelah lebaran nanti, sekolah lapang ini akan dimulai. Dalam tahun pertama targetnya adalah adanya pengalaman nyata dari bermigrasi ke pola pertanian organik, sehingga di tahun kedua, jika muncul masalah tidak para petani tidak kaget. Selain itu, juga akan membuktikan secara langsung bagaimana tantangan dan masalah pertanian organik. Jika tahun pertama itu sukses, hal ini akan menjadi sejarah penting Desa Pucung menjadi desa organik. Seperti pengalaman koperasi dulu, tahun pertama menjadi masa yang sulit, tetapi tahun ketiga sudah memetik hasilnya dengan SHU yang fantastis, 3,5 juta. Semoga. Bagaimana dengan desa panjenengan? Lakukan hal yang sama ya. Biar belajar bareng.
No comments:
Post a Comment