Pucung Maju

Pucung Maju adalah nama sebuah koperasi dan sekaligus kelompok wanita tani di Desa Pucung Kec.Bancak Kab.Semarang Jateng. Letaknya lebih dekat dengan kota Salatiga, sekitar 15 km ke arah timur laut.

KONTAK PERSON:

Darojah-081318490336

Friday, November 21, 2008

PUCUNG MAJU: USAHA PEREMPUAN MEMBANGUN DESA

Desa Pucung adalah sebuah desa yang terpencil di Jawa Tengah. Lokasinya berbatasan langsung dengan tiga kecamatan yang berbeda, Kecamatan Bancak, Kecamatan Suruh, dan Kecamatan Pabelan. Namun, secara ekonomi desa Pucung ini justru bergantung kepada Kodya Salatiga, bukan ibukota kabupatennya yakni Ungaran.

Terpencilnya desa ini membuat perkembangan desa tidak seperti desa-desa lain. Selain karena jalannya buruk, aspalnya sudah rusak total, lokasinya juga jauh dari fasilitas publik seperti pasar, rumah sakit, dan sekolah-sekolah. Geografi desa yang pegunungan membuat pertanian hanya mengandalkan pengairan dari tadah hujan. “Pucung itu desa yang terpencil, warganya petani semua” tutur Darodjah yang seorang Kepala Taman Kanak-Kanak. Namun, demikian situasi ini tidak menyurutkan usaha warga untuk terus membangun desanya. Dari keterbatasan tersebut, justru membuat warga desanya menjadi warga yang pekerja keras.
Hal ini ditunjukan oleh sejumlah ibu-ibu pedesaan itu. Mereka sudah membuat sebuah koperasi yang bernama Koperasi Perempuan Pucung Maju yang sudah berjalan hampir setahun ini. “Awalnya koperasi ini disosialisasikan di pengajian rutin ibu-ibu Muslimat. Kemudian setelah pengajian, saya coba koordinasikan dengan ibu-ibu lain tentang rencana pendirian koperasi itu. Akhirnya ada 22 orang sepakat mendirikan koperasi Pucung Maju”, jelas Darodjah. Saat ini mereka berjumlah 35 orang yang secara rutin bertransaksi setiap hari senin malam di rumah ketuanya, Darodjah. Dalam rapat anggota tahun kedua yang dibarengi dengan pembagian sisa hasil usaha, koperasi ini telah mampu menghasilkan keuntungan bersih sebesar 2,5 juta yang dibagikan kepada semua anggota sesuai dengan besar kecilnya transaksi para anggota masing-masing.
Selain itu, untuk menjawab persoalan pertanian khususnya pupuk, mereka juga mengorganisasikan diri dalam Kelompok Wanita Tani Pucung Maju. Semua anggota koperasi menjadi anggota kelompok tani ini, tetapi diluar koperasi juga bisa menjadi anggota. Sehingga sekarang total anggotanya sebanyak 80an orang. Usaha mereka tidak sia-sia, yang sebelumnya tidak pernah mendapat pembagian pupuk bersubsidi, bulan oktober lalu mereka mendapat jatah pupuk bersubsidi sebanyak 2 ton. Walaupun jumlah pupuk 2 ton ini belum mencukupi kebutuhan para anggotanya, mereka telah memberi manfaat kepada anggota yang semuanya berprofesi sebagai petani yang selama ini tidak bisa mendapatkan pupuk bersubsidi. Pertemuan kelompok wanita tani ini dilakukan sebulan sekali dengan mengundang nara sumber dari luar seperti Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk memberikan materi tentang persoalan-persoalan pertanian.
Keberadaan ibu-ibu pedesaan ini memang baru memberi kontribusi kepada anggota dan sekelilingnya saja. Namun, jika diperbandingkan dengan dulu sebelum adanya Koperasi Perempuan dan Kelompok Wanita Tani Pucung Maju, rasanya sangat berbeda. Kalau dulu, warga desa kesusahan untuk mendapat uang secara cepat, saat ini mereka sudah punya modal lebih dari 6 juta di koperasinya yang diputar dalam simpan pinjam untuk anggota. Sehingga, kebutuhan mereka akan uang untuk modal maupun untuk kebutuhan mendadak, tidak lagi menjadi masalah yang dulu sering mereka hadapi.
Selain itu, keberadaan kelompok tani juga menjadi angin segar bagi anggota untuk terus bisa mendapat pupuk bersubsidi dan pembinaan pertanian oleh pemerintah kecamatan. Dengan adanya kelompok tani ini, kader-kadernya diundang untuk berkunjung ke Temanggung belajar tentang pertanian ramah lingkungan.
Kerukunan antar tetanggapun sekarang semakin erat saja. Karena, dalam setiap pertemuan koperasi maupun kelompok tani, mereka sering membicarakan perkembangan persoalan anggota maupun desa. Misalnya, adanya tetangga yang sakit lumpuh yang bernama Zamzuri, akhirnya dikabarkan ke berbagai pihak untuk mendapat perhatian dari pemerintah dan organisasi sosial. Akhirnya bulan November kemarin tim dari Dewan Kesehatan Rakyat turun dan membawakan mobil angkutan untuk diberi pelayanan Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat). Namun, sayangnya pihak yang sakit belum siap karena khawatir tidak bisa memenuhi kebutuhan harian jika menunggui pasien di rumah sakit kelak. Usaha ibu-ibu ini semakin menguatkan bahwa persoalan apapun kalau dibicarakan secara bersama dalam sebuah organisasi semakin ringan untuk diselesaikan. Semoga perjuangan ini tidak sia-sia. Semoga Desa Pucung yang berada di Kecamatan Bancak dan Kabupaten Semarang Jawa tengah ini benar-benar sesuai namanya, Pucung Maju.


No comments: