Setelah berhasil mendirikan Koperasi Perempuan Pucung Maju,
kader-kader koperasi di Desa Pucung yang berada di Kecamatan Bancak Kabupaten
Semarang mendorong berdirinya koperasi baru yang bernama Amanah. Koperasi baru
ini didirikan oleh 21 perempuan desa yang berada di Dusun Krajan IV atau
dikenal juga Pucung Kidul, Duren
dan Kidul Sawah. Awalnya, warga dusun Krajan IV tidak memiliki kelompok
perempuan yang focus pada simpan pinjam. Setelah mengetahui adanya koperasi
pucung maju, warga Dusun Krajan IV ingin juga mendirikan koperasi sebagai upaya
untuk membangun lembaga ekonomi di tingkat dusun.
“Sebenarnya, dulu ada
beberapa warganya yang ingin bergabung, tetapi karena jaraknya cukup jauh
dengan dusun Krajan II, mereka enggan untuk bergabung”, ujar Darodjah Ketua
Koperasi Pucung Maju. “Setelah tiga tahun berlalu, dan koperasi Pucung Maju
sudah berkembang, kami dari pengurus punya inisiatif mendorong mereka untuk membangun
sendiri koperasinya”, tambahnya.
Sebelum pendirian, tiga kadernya mengikuti acara rutin
Koperasi Pucung Maju yang dilakukan di rumah ketuanya, Darodjah. Dalam
pertemuan tersebut, kader-kader baru ingin mengetahui seluk beluk koperasi dan
ingin belajar secara langung. Pertemuan yang kebetulan dihadiri oleh pengawas
koperasi Pucung Maju yakni, Edy Musyadad membicarakan bagaimana teknis
pendirian koperasi. Selain itu Edy Musyadad juga menyinggung bahwa di berbagai
desa di Jawa Timur meliputi Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Jombang, Kabupaten Kediri,
Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Tulungagung serta Kabupaten Madiun telah
berdiri koperasi di tingkat dusun dengan keanggotaan 20- 100 orang. Kader-kader
tersebut kemudian terpicu dan merencanakan untuk menghubungi warga dusun untuk mensosialisasikan
tentang pengalaman koperasi perempuan di berbagai wilayah di Jawa Timur seperti
yang digambarkan Edy Musyadad. Apalagi, Edy Musyadad menjanjikan akan
mensupport koperasi-koperasi perempuan di Pucung dengan mendatangkan peneliti
dari Universitas Brawijaya yang berhasil menemukan kompor praktis yang
dinamakan Kompor Biomass UB-03 yang bahan bakarnya kayu dan sampah sekitar
rumah (bonggol jagung, ranting, dll). Dalam kesempatan itu, juga diputar film
pendek tentang kompor tersebut. Kompor ini nantinya akan dibagian untuk
memperkuat koperasi bagi yang sudah berdiri dan mendorong pendirian koperasi
bagi dusun yang belum ada koperasinya.
Setelah acara tersebut, kader-kader Karajan IV bergerak dan
mengorganisasikan warganya untuk mendirikan koperasi. Dalam waktu 3 minggu, akhirnya,
tanggal 16 November yang lalu kurang lebih 21 orang berkumpul dan sepakat
mendirikan koperasi perempuan yang bernama Amanah. Dalam kesempatan itu, ketua dan sekretaris Koperasi
Pucung Maju menyempatkan diri untuk menjadi pembicara sekaligus tutor dalam proses
pendiriannya.
Ada beberapa
kesepakatan penting malam itu yang dihasilkan. Nama koperasi yang dipilih adalah Koperasi Amanah.
Kemudian pengurusnya sebagai berikut Ketua : Siti; Sekretaris: Suliyem; dan Bendahara
: . Adapun aturan pokok dalam koperasi adalah Simpanan Pokok (SIMPO) yang
dibayar sekali selama menjadi anggota sebesar Rp. 20.000. Dan Simpanan Wajibnya
(SIMWA) disepakati sebesar Rp.1.000 yang dibayarkan setiap kali pertemuan
minggu kedua hari selasa malam. Selebihnya simpanan sukarela (SIMLA) besarnya
terserah anggota karena ini sifatnya tabungan anggota yang bisa diambil
sewaktu-waktu, tidak seperti SIMPO dan SIMWA yang boleh diambil kalau keluar
dari anggota koperasi. Untuk meningkakatkan pendapatan, koperasi Amanah mematok
jasa 1% per pertemuan.
Dalam pertemuan
pertama itu, Basyir, dari Seketaris Koperasi Perempuan Pucung Maju menjelaskan tentang
bagimana pentingnya mencatat aktivitas koperasi dalam berbagai buku, antara
lain, buku kas, buku anggota, buku simpanan, buku pinjaman, dan buku
pendapatan. Dengan dijalankannya proses pencatatan dalam berbagai buku ini
nantinya sebagai basis penelusuran pembagian sisa hasil usaha yang akan
dibagikan menjelang lebaran tahun depan. Karena jika tidak dicatat, maka proses
pembagian SHUnya dipastikan akan rumit dan akan membuat anggotanya kabur.
Pengalaman dari Pucung Maju, dengan berbagai pembukuan yang dilakukan,
memberikan rasa transparansi antara pengurus dan anggota selain itu juga
mempermudah pertanggungjawaban pengurus di akhir tutup buku.
Pendirian
koperasi bagi warga dusun ini dirasa sangat membantu mereka dalam mendukung
keuangan keluarga. Karena selama ini, rata-rata warga Dusun Krajan IV adalah
petani dengan lahan sempit dan sebagain menjadi buruh tani dengan penghasilan
dibahah Rp. 10.000 per harinya. Kebutuhan akan uang cepat selama ini tidak bisa
terpenuhi karena tidak ada lembaga keuangan yang sampai ditingkat dusun dalam
pelayanannya. Seperti diketahui, Desa Pucung ini sangat terpencil yang terletak
diantara perbatasan kecamatan Suruh dan Pabelan yang justru lebih dekat dengan
Kodya Salatiga dibanding ibukota Kabupaten Semarang, yakni Ungaran. Geografis
yang terpencil inilah yang membuat Desa Pucung terisolir dari dunia luar dan
fasilitas publik yang mereka butuhkan.
Maka, dengan
adanya koperasi ini menambah lagi semangat Desa Pucung untuk lebih maju dan
bisa menyelesaikan satu masalah yang berpuluh-puluh tahun mereka hadapi, yakni
ketiadaan lembaga ekonomi yang kerakyatan. Berdirinya koperasi ini diharapkan
bisa memicu dusun lain untuk meniru Koperasi Perempuan Pucung Maju dan Koperasi
Amanah. Sehingga semua dusun ada koperasinya karena tidak mungkin warga dusun
lain bergabung ke koperasi ini karena letaknya yang sangat berjauhan dan
dipisahkan sungai dan bukit. Kita tunggu....setahun lagi seperti apa wajah
Dusun Krajan IV Desa Pucung Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang. Semoga Desa
Pucung lebih maju lagi, dan bisa menjadi percontohan dalam membangun lembaga
keuangan desa yang berbasis anggota seperti koperasi.
No comments:
Post a Comment